Tiga Cara Orang Tua Membangun Kedekatan Antara Si Kakak dan Adik

Yuriantin | 15 Agustus 2019 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menjalin hubungan dengan saudara kandung teramat penting bagi kita. Mengingat memiliki ikatan darah, mereka lebih mengerti tentang kita ketimbang sahabat-sahabat yang lain. Kuatnya ikatan antar saudara kandung tidak lepas dari andil orang tua. Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan orang tua.

Interaksi Positif

Setiap anak harus memiliki interaksi positif dan nonkompetitif dengan saudara mereka. Jumlah interaksi ini idealnya harus lebih banyak dibanding interaksi yang negatif. Utamanya, ketika terbentuk jarak antara si kakak dan adik. Jika jarak usia cukup jauh, orang tua bisa menganjurkan aktivitas yang melibatkan permainan seperti bersepeda bersama atau bermain air bersama. Selipkan pesan kepada anak bahwa Anda senang melihat mereka bersenang-senang bersama.

Profesor Psikologi Terapan dari Northeastern University, Laurie Kramer mengungkapkan salah satu cara membangun kehangatan antar saudara adalah dengan mengenang masa-masa menyenangkan. Jadi, jangan lupa mengabadikan kebersamaan anak-anak Anda dan biarkan mereka membahas kenangan tersebut bersama. "Kegiatan ini akan memperkuat momen tersebut dan membantu membangun fondasi yang positif dalam hubungan sesama saudara," ucap Laurie.

Biarkan Anak Berselisih

Sebagian orang tua kerap mengeluh anak-anaknya tidak bisa akur. Namun Laurie mengingatkan tidak semua perselisihan itu buruk. Persaingan antar saudara adalah hal yang umum terjadi. Biasanya konflik juga timbul karena masalah sepele. Lewat perselisihan, anak akan belajar menerima perspektif yang berbeda, berkomunikasi dengan efektif dan menyelesaikan konflik. Tiga hal ini yang dibutuhkan anak nantinya ketika membina hubungan pertemanan dan hubungan asmara. Sebagai orang tua, manfaatkan kesempatan tersebut untuk mengajarkan anak cara menyelesaikan konflik. "Kami tidak menganjurkan orang tua untuk selalu ikut campur karena kebiasaan tersebut akan sangat melelahkan. Daripada menganggap diri sebagai juri dari setiap perselisihan, orang tua sebaiknya menempatkan diri sebagai pelatih," terang Laurie. Melatih anak menyelesaikan konfliknya sendiri bisa dilakukan dengan 3 cara.

Pertama, hentikan konflik yang tengah berlangsung. Selanjutnya, ajak anak berpikir apa keinginan mereka dan apa keinginan kakak atau adiknya. Terakhir, biarkan anak mendiskusikan jalan keluar dari keinginan tersebut dan pastikan solusi yang dipilih menguntungkan kedua belah pihak. Orang tua perlu berperan sebagai "pelatih" terutama untuk anak usia 4-8 tahun. Namun jika anak di atas usia tersebut belum memiliki kemampuan sosial dan emosional untuk menyelesaikan konfliknya sendiri, orang tua wajib ikut terlibat.

Jadilah Contoh yang Baik

Salah satu cara anak belajar adalah dengan meniru aktivitas di lingkungan sekitarnya. Bila ingin menumbuhkan rasa sayang anak pada saudaranya, tunjukkan terlebih dahulu rasa sayang Anda pada saudara kandung Anda. Mulai dengan menceritakan masa kecil dan bagaimana Anda menghadapi persaingan antar saudara. Sesuaikan cerita tersebut dengan kondisi atau konflik yang sedang dihadapi anak bersama si kakak atau adik. Tak hanya lewat ucapan, komunikasi positif yang nyata dan tatap muka bersama dengan saudara kandung Anda akan meyakinkan anak.

Selain itu, pastikan pula pola komunikasi dengan pasangan terjalin dengan baik. Karena orang tua menjadi lingkungan terdekat anak. "Perhatikan nada dan pilihan kata yang digunakan dalam berkomunikasi dengan pasangan. Orang tua yang terus saling mengkritik (dianggap anak sebagai) suatu bentuk dari persaingan antar saudara dewasa dan tidak luput dari perhatian anak," papar psikolog dan penulis buku The Blessing of a Skinned Knee, Wendy Mogel. J yuriantin

(yuri)

Penulis : Yuriantin
Editor: Yuriantin
Berita Terkait